Panggilan Iman Untuk Mensejahterakan Bangsa. Bertolak dari tema yang diangkat oleh Gereja Masehi Injili Di Timor (GMIT) pada bulan Kebangsaan, saya rasa ini merupakan tugas kita semua sebagai warga Negara yang beriman kepada Tuhan. Konsep wawasan nasional ini jelas menunjukkan, konsep sebagai perspektif berdasarkan kesadaran diri, sebagai warga negara dari suatu negara sendiri dan sekitarnya dalam kehidupan bangsa dan Negara, keduanya lahir dan internal, semua bersatu dalam serangkaian bebrbangsa dan bernegara.
Mengubah kedaan krisis menjadi berkat
Kota Dubai di Uni Emirat Arab sekarang dikenal sebagai tujuan wisata modern yang merupakan permintaan di seluruh dunia. Mereka berhasil mengubah situasi gurun menjadi bermanfaat dari ketersediaan minyak yang dahulu masih menipis. Mereka bisa mengubah keadaan krisis menjadi keadaan membawa berkat. Kita juga dapat mempelajari banyak hal soal kesuksesan, bahwa mereka didorong untuk berhasil karena kepahitan hidup yang mereka alami.
Tonton Video Renungan "Panggilan Iman Untuk Mensejahterakan Bangsa"
Dari sana,
kita belajar bahwa tidak ada keputusasaan, bahkan jika kita dihadapkan dengan
perjuangan berat. Jika kita mau, perjuangan dan kesulitan yang kita hadapi
dapat digunakan sebagai kebaikan dalam hidup kita. seperti pepatah lama yang
mengatakan, ‘tiada ada rotan, akar pun jadi’ (jika barang tidak ada di sana,
orang miskin juga dapat digunakan). Jadi tidak ada kata yang ditinggalkan,
harapan yang hilang, nasib yang malang, keputusasaan. Akan selalu ada cara jika
kita mau. Jangan biarkan semua situasi menggorgoti hidup kita, jangan biarkan
kesulitan dan masalah yang kita hadapi hanya meracuni kita, itu mungkin seperti
jalan dan cara Allah untuk mengangkat kita dalam kehidupan yang lebih baik.
Jika kita dapat memahami kesulitan yang kita hadapi dalam iman, maka dalam
masalah ini kita dapat melihat bahwa ada kebaikan yang akan diberikan Tuhan,
tetapi jika kita krisis itu dengan putus asa, kita dapat berasumsi bahwa Allah
tidak adil, Tuhan tidak baik, baik kita bisa saja berasumsi lebih bahwa Tuhan
tidak baik untuk kita.
Surat Nabi Yeremia
Mirip
dengan orang-orang Yahudi yang dibuang ke Babel. Nabi Yeremia kemudian membuat
surat kepada jemaat di dalam pembuangan itu, agar mereka bisa memahami situasi
yang mereka hadapi dengan jelas secara iman. Mereka dapat menikmati situasi
sulit untuk mengatasi hidup mereka. Dalam suratnya, Yeremia mengingatkan bahwa mereka
tidak boleh ada pemikiran dilemparkan ke Babel itu, merasa paling berdosa daripada
mereka yang tinggal di Babel. Namun Yeremia sebenarnya ingat bahwa mereka yang
terbuang sia-sia di Babel adalah orang-orang penting di suatu negara. Mereka
diambil dan dipindahkan, sehingga kota mereka tidak dapat lagi dibangun karena
semua orang penting, pandai besi, pandai besi dan karyawan istana terbuang di
Babel.
Nabi
Yeremia menyadari bahwa bahkan apabila Tuhan memukuli mereka karena dosa yang
telah mereka lakukan untuk mereka hadapi situasi yang sulit, justru disitu
Tuhan tidak ingin menghancurkan mereka, tetapi Tuhan memiliki rencana yang
indah untuk mereka.
Umat Allah tidak boleh putus asa
Jadi, setiap
umat Allah tidak boleh putus asa dalam menghadapi persoalan hidup. Namun yang
paling penting adalah memanfaatkan krisis atau kesulitan, untuk menemukan
potensi dan kreativitas diri. Dalam kesulitan mereka sebagai orang buangan di
negeri orang. Tuhan memberi tahu mereka bahwa sebenarnya mereka memiliki
potensi yang dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan untuk membangun kehidupan
yang baik.
Situasi
yang sulit yang mereka hadapi adalah kesempatan yang baik untuk mulai
memperbaiki kehidupan spiritual mereka dan memperkuat kehidupan yang lebih
baik. Bahkan jika mereka dihilangkan. Tuhan memerintahkan mereka untuk
membangun hidup tanpa kehilangan identitas mereka sebagai umat Allah. Bahkan
jika mereka berada di Babel, Tuhan akan selalu memberi hidup dan kepastian bagi
umat-Nya. Dan Tuhan memberi tahu mereka untuk berpartisipasi dalam mencari
kesejahteraan di mana mereka dilemparkan dan juga berdoa untuk itu. Karena
kesejahteraan di mana mereka hidup juga merupakan kesejahteraan dalam hidup
mereka.
Tetap percaya padaTuhan
Di sini kita dapat melihat bahwa hidup tidak putus asa, merupakan tugas kita dalam menghadapi kesulitan yang kita hadapi, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan dapat menggunakan apa pun untuk kebaikan kita. Tuhan telah merancang segalanya untuk kebaikan kita. Jika kita menyadarinya dan jika kita dan kita ingin tunduk pada konsepsi Allah, kita akan melihat rancangannya yang luar biasa. Kehebatan Allah yang luar biasa dari krisis yang kita hadapi. Dalam kitab Yesaya 55 ayat 8 sampai 9, Firman Tuhan berkata – ‘Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu’.
Ada beberapa hal terkait
Tema : Panggilan Iman Untuk Mensejahterakan Bangsa
1. Melalui suratnya, Nabi Yeremia menasehati semua orang dari umat Israel yang sedang berada di Babel untuk menjalani kehidupan secara wajar dan aktif membangun kesejahteraan daerah dimana mereka ada. Ada dua keyakinan dengai prinsip yang mandasari keterlibatan aktif mereka. Pertama, Tuhan yang menempatkan/memposisikan mereka di kota (negeri asing) yang sedang mereka tempati. Kedua, Tuhan menghendaki mereka sejahtera di kota itu.
2. Status sosial, derajat ekonomi, pilihan politik, dst, bukanlah alasan untuk kita berpangku tangan terhadap tanggung jawab hidup secara wajar dan ikut membangun kesejahteraan bersama masyarakat setempat.
3. Ada dua ragam panggilan iman untuk terlibat aktif dalam upaya membangun masyarakat: pertama, terbuka untuk menerima dan bekerjasama dalam perbedaan sebagai kesempatan yang dianugerahkan Tuhan. Kedua, ikhlas melakukan karya terbaik yang berdampak bagi semua orang dan semua ciptaan. (*admin).