Diutus Bersama untuk Memberitakan
Damai Sejahtera (Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20)
- Refleksi dan Renungan; Masa Raya: Minggu ke-II Sesudah Epifania
Pendahuluan
Dalam keheningan senja yang merayu
hati, kita berdiri di hadapan panggilan suci: "Diutus Bersama untukMemberitakan Damai Sejahtera." Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20 membawa kita
pada perjalanan spiritual yang menggetarkan, di mana setiap langkah kita tidak
hanya mengikuti jejak 70 murid yang diutus oleh Sang Guru, tetapi juga meresapi
makna kebersamaan dalam menyatakan damai sejahtera. Dalam renungan ini, mari
kita temukan kebijaksanaan ilahi yang meresapi panggilan kita sebagai umat
Kristen, membuka diri untuk transformasi pribadi, dan bersama-sama membawa
sinar damai Tuhan ke dalam kekacauan dunia.
Pertama - Pelayanan Kristen: Panggilan Setiap Individu untuk Menyatakan Kasih Tuhan
Pelayanan adalah panggilan setiap
individu yang percaya kepada Tuhan. Ini bukan hanya tugas para pemimpin gereja
atau rasul terpilih, tetapi panggilan untuk setiap pribadi anggota GMIT dan
seluruh umat Kristen. Allah memberikan kehidupan dan kemampuan kepada kita
bukan untuk menyembunyikan karunia-Nya, melainkan untuk memanfaatkannya demi
kebaikan bersama. Iman kepada Allah mendorong kita untuk menjadi pelaku
pelayanan yang aktif, menjadi saluran kasih dan kuasa Tuhan di dunia ini.
Iman bukanlah sekadar kepercayaan
yang terpendam dalam hati, melainkan sesuatu yang memotivasi tindakan. Ketika
kita menyadari kasih Tuhan dalam hidup kita, kita tidak bisa hanya menjadi
penonton, tetapi harus aktif terlibat dalam menyebarkan kebaikan. Injil Lukas
10:1-12 menegaskan bahwa kita diutus untuk memberitakan damai sejahtera, sebuah
tugas yang membutuhkan aksi nyata.
Dalam pelayanan, setiap individu
memiliki peran yang berharga. Allah menciptakan kita dengan keunikan
masing-masing, dan itulah yang membuat pelayanan kita menjadi warna-warni.
Tidak ada yang kecil atau tidak berarti dalam kerajaan-Nya. Oleh karena itu,
mari manfaatkan dan kembangkan karunia-karunia yang telah diberikan Tuhan
kepada kita untuk kemuliaan-Nya dan kebaikan sesama.
Kedua - Kebersamaan dalam Pelayanan untuk Menyatakan Damai Sejahtera
Dalam teks Lukas 10:1-12, kita
melihat 70 murid diutus oleh Yesus, tidak hanya rasul-rasul terpilih. Mereka
diutus berdua, menunjukkan pentingnya kebersamaan dalam pelayanan. Ini
mencerminkan prinsip bahwa kita tidak pernah sendirian dalam mempersiapkan
kehadiran Tuhan di setiap daerah yang kita layani.
Mereka diutus untuk menyatakan
damai sejahtera, sebuah pesan yang begitu relevan dalam dunia yang penuh dengan
ketidakamanan dan konflik. Tugas mereka tidak hanya membawa berita baik, tetapi
juga menciptakan perubahan positif di rumah-rumah dan kota-kota yang mereka
datangi. Keberhasilan pelayanan mereka tidak diukur oleh popularitas atau
kekayaan, melainkan oleh transformasi yang mereka bawa.
Keberhasilan pelayanan juga
ditemani oleh kesaksian akan kebesaran Tuhan. Saat mereka kembali, mereka
bersama-sama menyaksikan kuasa Tuhan dalam perjalanan mereka. Inilah hikmah
bahwa kebersamaan dalam pelayanan membawa pengalaman dan kesaksian yang lebih
mendalam. Ketika kita berbagi keberhasilan dan kesulitan bersama-sama, kita
merasakan kehadiran Tuhan yang memperkuat dan memberdayakan.
Ketiga - Orientasi Kehidupan Pelayanan pada Kehidupan Kekal
Pelayanan gereja tidak hanya
berkutat pada urusan duniawi semata, tetapi memiliki orientasi pada kehidupan
kekal. Lukas 10:17-20 mengingatkan kita bahwa kesuksesan pelayanan bukanlah
alasan untuk menyombongkan diri, melainkan kesempatan untuk merenung dan bersyukur
atas kasih Tuhan yang bekerja melalui kita.
Dalam pelayanan gereja, kita
seringkali dihadapkan dengan berbagai bentuk ketidakadilan dan manipulasi
kebenaran. Manusia kehilangan damai sejahtera karena konflik, ketidaksetaraan,
dan ketidakadilan. Dari pengutusan 70 murid, kita belajar bahwa gereja perlu
bersatu dan berjalan bersama-sama, melakukan kehendak Allah dalam tindakan
konkret untuk menyatakan damai sejahtera.
Tahun politik menjadi tantangan
tersendiri. Pengutusan kita sebagai umat Kristen juga harus bersama-sama
berjalan untuk menyatakan damai sejahtera. Bukan dengan ikut terlibat dalam
politik yang konflik, tetapi dengan membawa nilai-nilai Kerajaan Allah ke dalam
segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan politik. Kebersamaan dalam pelayanan
adalah kunci untuk menghadapi berbagai tantangan ini dengan damai dan kasih.
Kesimpulan: Pelayanan Bersama untuk Damai Sejahtera
Dalam refleksi dan renungan kita
atas Lukas 10:1-12; Lukas 10:17-20, kita diperkaya dengan pemahaman bahwa
setiap individu memiliki peran dalam pelayanan. Kebersamaan dalam pelayanan
membawa berkat dan kesaksian yang melibatkan kita dalam transformasi yang lebih
dalam. Orientasi pada kehidupan kekal mengingatkan kita bahwa pelayanan
bukanlah akhir, melainkan perjalanan menuju kehadiran Tuhan yang kekal.
Gereja, sebagai tubuh Kristus,
diutus untuk menyatakan damai sejahtera di dunia yang penuh dengan kekacauan.
Bersama-sama, sebagai umat Kristen, mari berjalan dengan tekun dan penuh kasih,
membawa terang kasih Tuhan ke dalam setiap aspek kehidupan. Sebagai pribadi
anggota GMIT dan seluruh umat Kristen, kita adalah pelaku pelayanan yang diutus
bersama untuk menyatakan damai sejahtera.
Refleksi
Dalam mengakhiri perjalanan
renungan ini, marilah kita merenungkan bagaimana panggilan "Diutus Bersamauntuk Memberitakan Damai Sejahtera" menciptakan getaran tak terhingga
dalam setiap aspek kehidupan kita. Tidak hanya sebagai suatu tugas, tetapi
sebagai panggilan pribadi yang membutuhkan keterlibatan aktif kita. Melihat
kembali perjalanan 70 murid, kita dapat melihat bagaimana kebersamaan dalam
pelayanan membawa sukacita dan keajaiban yang melimpah. Injil Lukas memberikan
kita pelajaran berharga bahwa ketika kita bersatu, memanfaatkan karunia Tuhan,
dan berjalan dalam kehendak-Nya, damai sejahtera tidak hanya menjadi pesan yang
kita bawa, tetapi juga realitas yang kita ciptakan.
Doa :
Sebagai Doa; marilah kita mengangkat hati dan jiwa kita kepada Tuhan. Tuhan yang mengutus kita dengan kasih-Nya yang tak terbatas. Kami bersyukur atas setiap langkah dan transformasi yang telah Engkau berikan dalam renungan ini. Kiranya setiap pribadi anggota GMIT dan seluruh umat Kristen, diinspirasi oleh firman-Mu, dapat terus menjadi pelaku pelayanan yang gigih dan penyampai damai sejahtera di dunia ini. Jadikanlah kami terang-Mu di tengah kegelapan, dan semoga setiap langkah kami senantiasa mengikuti jejak-Mu, Tuhan Yesus, yang mengutus kami dengan cinta-Nya yang tak berkesudahan. Sebagai penutup, kita merenungkan kata-kata di Filipi 4:7, "Damai ѕеjаhtеrа Allаh, yang melampaui segala аkаl, akan mеmеlіhаrа hаtі dаn ріkіrаnmu dalam Krіѕtuѕ Yеѕuѕ." Amen.