Pengorbanan, Kasih dan Keadilan Allah
bagi Dunia melalui Jalan Salib (Yohanes 18:28-40)
Introduction
Dalam cahaya gemerlap api unggun
malam, bayangan salib terpampang kokoh, mengundang kita untuk mengikuti jejak
kasih yang tak terhingga. Renungan Minggu Sengsara VII GMIT membawa kita
menelusuri pengorbanan, kasih, dan keadilan Allah melalui kisah Pilatus dan
Yesus dalam Yohanes 18:28-40. Saksikanlah bagaimana kebenaran dan keadilan
Allah terwujud dalam pengorbanan-Nya, memancarkan kasih yang melampaui
batas-batas dunia ini. Mari kita temukan makna yang mendalam dalam setiap
langkah jalan salib-Nya, dan biarkan cahaya-Nya menerangi jalan kita menuju
kehidupan yang penuh kasih dan keadilan.
I. Konteks Yohanes 18:28-40
Dalam Yohanes 18:28-40, kita memasuki
babak klimaks perjalanan Yesus menuju salib. Kisah ini berlangsung di awal
fajar sebelum Paskah Yahudi, ketika pemimpin agama Yahudi membawa Yesus ke
hadapan Pontius Pilatus, gubernur Romawi di Yudea. Mereka ingin menghukum Yesus
karena dianggap menghina hukum agama mereka dengan mengklaim dirinya sebagai
Raja Yahudi. Namun, keputusan Pilatus tidak semudah yang terlihat, karena ia
terkesan oleh kedalaman ajaran dan tindakan Yesus.
Tujuan kita dalam menjelajahi Yohanes
18:28-40 adalah untuk menggali makna yang lebih dalam dari pengorbanan, kasih,
dan keadilan Allah yang terwujud melalui jalan salib Kristus. Melalui narasi
ini, kita akan merenungkan betapa kasih Allah melampaui batas-batas manusia,
dan bagaimana keadilan-Nya terwujud dalam kemenangan yang tersembunyi di balik
kematian dan kebangkitan Kristus. Dengan demikian, kita akan memahami bahwa
jalan salib bukan hanya sebuah simbol penderitaan, tetapi juga jalan menuju
keselamatan dan kehidupan yang lebih bermakna.
II. Pengorbanan Kristus di Hadapan Keadilan Dunia (Yohanes 18:28-32)
Dalam narasi Yohanes 18:28-32, kita
melihat bagaimana Yesus dihadapkan pada penghakiman dunia. Para pemimpin agama
Yahudi membawa Yesus ke gedung pengadilan Romawi, tetapi mereka sendiri tidak
masuk ke dalam gedung itu agar tidak menjadi najis dan dapat makan Paskah. Ini
mencerminkan ironi keadaan, di mana mereka ingin menjatuhkan hukuman kepada
seseorang, tetapi mereka sendiri tidak ingin tercemar oleh hal-hal duniawi.
Pilatus, sang gubernur Romawi, keluar ke luar gedung dan bertanya kepada mereka
apa tuduhan mereka terhadap Yesus. Ini menunjukkan bahwa Pilatus ingin
memastikan bahwa tindakan hukum yang diambilnya adalah sesuai dengan hukum
Romawi.
Pengorbanan Kristus adalah pemenuhan
keadilan Allah yang tertinggi. Dalam kasus ini, meskipun Yesus dihakimi oleh
otoritas dunia, pengorbanan-Nya adalah bagian dari rencana Allah untuk
menyelamatkan umat-Nya. Dalam kematian-Nya, Yesus membayar harga dosa kita
sehingga kita dapat dibenarkan di hadapan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam kasih dan keadilan-Nya, Allah memenuhi hukum-Nya sendiri, sambil
menawarkan kesempatan bagi umat-Nya untuk ditebus dan diselamatkan.
III. Kasih Kristus dalam Penyerahan Diri-Nya (Yohanes 18:33-37)
Dalam dialog antara Yesus dan Pilatus
tentang kerajaan-Nya dalam Yohanes 18:33-37, Pilatus bertanya kepada Yesus
apakah Dia adalah Raja orang Yahudi. Yesus menjawab bahwa kerajaan-Nya bukan
berasal dari dunia ini, tetapi dari dunia yang lain. Dia menjelaskan bahwa jika
kerajaan-Nya berasal dari dunia ini, pengikut-Nya akan berjuang untuk
menyelamatkannya. Namun, kerajaan-Nya adalah dari sumber yang lain, yang
menunjukkan bahwa kerajaan-Nya adalah kerajaan rohani yang berbeda dari
kerajaan dunia.
Kasih Kristus menjadi dasar
ajaran-Nya yang paling mendasar. Kasih-Nya yang tanpa syarat terhadap manusia
adalah inti dari ajaran dan tindakan-Nya. Dalam kasih-Nya, Yesus memberikan
contoh bagaimana kita harus mengasihi sesama dan bahkan musuh kita. Kasih-Nya
juga tercermin dalam pengorbanan-Nya yang besar, karena Dia rela memberikan
nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Dengan demikian, kasih Kristus
bukan hanya menjadi ajaran, tetapi juga panggilan kepada setiap pengikut-Nya
untuk mengasihi seperti Dia mengasihi kita.
IV. Keadilan Ilahi dalam Kemenangan yang Tersembunyi (Yohanes 18:38-40)
Dalam perdebatan antara Pilatus dan
orang-orang Yahudi dalam Yohanes 18:38-40, Pilatus menyatakan bahwa ia tidak
menemukan kesalahan apa pun dalam Yesus. Namun, tekanan dari orang-orang Yahudi
membuatnya ingin membebaskan satu tawanan pada hari Paskah. Ia mencoba untuk
membebaskan Yesus, tetapi orang-orang Yahudi meminta agar Barabas dibebaskan
dan Yesus disalibkan. Pilatus akhirnya menyerahkan Yesus untuk disalibkan,
meskipun ia tahu bahwa Yesus tidak bersalah.
Keadilan Allah terwujud melalui
kemenangan yang tersembunyi dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Meskipun
pada pandangan manusia, kematian-Nya dianggap sebagai kekalahan, namun
sebenarnya itu adalah kemenangan atas dosa dan kematian. Dengan
kebangkitan-Nya, Yesus menunjukkan kekuatan-Nya atas kematian dan menawarkan
keselamatan kepada semua yang percaya kepada-Nya. Keadilan Allah terwujud dalam
pengorbanan Kristus yang membawa keselamatan bagi semua orang yang percaya,
memperlihatkan bahwa keadilan-Nya melampaui pemahaman dan persepsi manusia.
V. Kesimpulan
Dengan demikian, melalui pengorbanan,
kasih, dan keadilan Allah yang disampaikan melalui jalan salib Kristus, kita
dipanggil untuk merenungkan arti yang mendalam dan implikasi yang luas bagi
dunia. Kasih Kristus yang tercurah melalui salib menjadi contoh bagi kita untuk
mengasihi tanpa syarat dan memberikan pengampunan kepada sesama. Keadilan Allah
yang terwujud melalui kemenangan Kristus atas dosa dan kematian menawarkan
keselamatan bagi semua yang percaya. Marilah kita menjadikan pengorbanan,
kasih, dan keadilan Kristus sebagai landasan iman kita, serta membagikan kasih
dan keadilan Allah kepada dunia yang membutuhkan, sebagai wujud nyata dari
kasih-Nya yang agung.
Seruan Gembala dan Doa
Sebagai gembala dan pemimpin rohani, marilah kita mempersembahkan doa untuk umat Tuhan yang tercinta. Kiranya pengorbanan, kasih, dan keadilan Kristus senantiasa menjadi landasan iman kita dalam menghadapi segala tantangan hidup. Marilah kita bersatu dalam kasih Kristus, untuk saling mengasihi dan memaafkan seperti Dia mengasihi dan mengampuni kita. Sebagai perpanjangan tangan kasih Kristus, marilah kita menjadi saksi akan kasih dan keadilan Allah bagi dunia yang membutuhkan. Sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus 2:21, "Sеbаb untuk itulah kamu dіраnggіl, karena Krіѕtuѕ рun telah menderita untuk kamu dan tеlаh meninggalkan tеlаdаn bagimu, ѕuрауа kamu mengikuti jejak-Nya." Amin.
Written by: yakob, pnt.
Editor : Jtadmin