Sosialisasi Naskah Teologi dan
Peraturan Sidi GMIT 2023 - di El-Roi Batakte, Rabu (13/3/2024)
Pengantar
Hujan deras turun dengan gemuruh pada
Rabu, 13 Maret 2024, namun semangat peserta dari berbagai jemaat di Gereja
Masehi Injili di Timor (GMIT) Klasis Kupang Barat tidak padam. Mereka tetap
bertekad untuk mengikuti acara penting yang diadakan di El-Roi Batakte, yaitu
Sosialisasi Naskah Teologi dan Peraturan Sidi GMIT 2023. Meskipun cuaca tidak
bersahabat, kehadiran mereka menunjukkan keseriusan dan komitmen dalam memahami
serta menjalankan ajaran dan peraturan gereja.
Suara gemuruh hujan seolah menjadi
latar belakang yang mengiringi langkah-langkah para peserta yang tiba dengan
semangat, menghadiri pertemuan yang dipimpin oleh Pdt. Yosephus Asbanu, M.Th.
Meskipun ditantang oleh cuaca, kehangatan dan kebersamaan tetap terasa dalam
kegiatan ini, sebagaimana kata-kata puitis yang menggambarkan bahwa "Di
tengah guyuran hujan, tetesan-tetesannya menjadi harmoni, menciptakan semangat
yang tak terbendung bagi mereka yang ingin berbagi dan belajar bersama."
Editorial Report
Pada Rabu, 13 Maret 2024, Gereja
Masehi Injili di Timor (GMIT) Jemaat El-Roi Batakte menjadi tuan rumah bagi
pertemuan bulanan Majelis Klasis Kupang Barat. Pertemuan ini dihadiri oleh peserta
dari berbagai jemaat, termasuk penatua, diaken, dan pengajar, yang berkumpul
untuk membahas berbagai kegiatan klasis yang telah dan akan berlangsung.
Salah satu agenda utama pertemuan
adalah penjemaatan (sosialisasi) Naskah Teologi dan Peraturan Sidi GMIT 2023-
serta Peraturan Organisasi. Sosialisasi ini dipimpin oleh Pdt. Yosephus Asbanu,
M.Th, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Panitia Tetap Tata Gereja (PTTG)
periode 2020-2023. Selanjutnya di tahun 2024-2027, berubah nama dari PTTG
sekarang menjadi Badan Studi Tata Gereja
atau BSTG
Dalam penyampaiannya, Pdt. Yosephus
menjelaskan tentang peraturan sidi yang baru diperoleh oleh GMIT setelah gereja
ini berusia 75 tahun, serta berbagai hal yang terkait dengan peraturan
organisasi. Para peserta, terutama presbiter non pendeta, aktif terlibat dalam
diskusi dan menyampaikan pengalaman mereka dalam katekisasi sidi dan organisasi
gereja.
Dalam sosialisasinya, Pdt. Yosephus
Asbanu, M.Th, menyampaikan beberapa hal penting yang mencuri perhatian.
Katekisasi Sidi bukanlah sekadar beban, melainkan sukacita, panggilan
pemuridan, dan warisan bagi jemaat. Ada empat aspek penting dalam pemahaman
iman setelah selesai dari kelas Katekisasi, yaitu pengalaman, pengetahuan,
perayaan, dan penghayatan. Pdt. Yosephus juga menekankan bahwa kelas Katekisasi
harus mengambil sumbernya dari Alkitab, sebagai landasan utama pengajaran.
Selain itu, peraturan sidi tidak
boleh terlalu kaku, karena hal tersebut dapat membuat sebagian jemaat memilih
pindah ke gereja lain yang dianggap lebih baik. Tujuan sidi bukan sekadar untuk
mengikuti perjamuan kudus, melainkan sebagai berkat dan warisan fundamental teologi
GMIT yang harus dipahami dan diterapkan. Gereja juga diingatkan untuk
mempertimbangkan dengan cermat sebelum mengeluarkan rekomendasi kepada jemaat,
dengan melihat aktivitas dan keterlibatan mereka dalam kegiatan gereja.
Pendaftaran peserta kelas Katekisasi
Sidi dimulai dari usia 16 tahun, sekitar usia SMA kelas 1, dan wajib mengikuti
masa belajar selama 1 tahun. Gereja juga dilarang mengeluarkan rekomendasi bagi
jemaat yang belum siap, serta membuat aturan yang bertentangan dengan Alkitab,
karena segala sesuatu harus sesuai dengan Alkitab dan Tata Gereja. Selain itu,
Pdt. Yosephus juga menyebutkan adanya dua jabatan penting yang perlu
diperhatikan oleh majelis, yaitu jabatan Pelayanan dan jabatan Organisasi. Selain itu,
BP3J dijelaskan bukanlah seperti KPK, tetapi memberikan pengawasan,
pertimbangan, dan tetap menjadi Majelis Jemaat. Istilah yang benar dalam
lingkungan jemaat adalah Rayon, sedangkan sebutan Lingkungan adalah gabungan
dari beberapa Rayon.
Pdt. Yosephus Asbanu, M.Th, juga telah
memberikan apresiasi yang tinggi atas partisipasi para peserta, menggambarkan
pertemuan ini sebagai kegiatan penjemaatan peraturan gereja dengan jumlah
peserta terbanyak yang pernah ia saksikan. Kegiatan ini diharapkan dapat
memperkuat pemahaman dan kesatuan dalam menjalankan tata tertib dan peraturan
gereja.
Kesimpulan, Penutup dan Seruan Gembala
Dalam kegiatan sosialisasi Naskah Teologi dan Peraturan Sidi GMIT 2023- di El-Roi Batakte, peserta dari berbagai jemaat GMIT klasis Kupang Barat menunjukkan semangat dan komitmen yang luar biasa meskipun harus menghadapi hujan deras. Mereka memahami pentingnya memperkuat pemahaman akan ajaran dan peraturan gereja sebagai bagian dari panggilan pemuridan dan kesetiaan. Melalui sosialisasi ini, terbentuklah kesadaran akan pentingnya konsistensi dengan Alkitab dan Tata Gereja dalam menjalankan kehidupan berjemaat. Sebagai refleksi dari perjumpaan ini, 1 Petrus 1:22 mengingatkan kita, "Kаrеnа kаmu telah mеnуuсіkаn dirimu оlеh ketaatan kepada kеbеnаrаn, ѕеhіnggа kamu dараt mеngаmаlkаn kаѕіh реrѕаudаrааn уаng tuluѕ іkhlаѕ, hеndаklаh kamu bеrѕungguh-ѕungguh saling mengasihi dеngаn ѕеgеnар hаtіmu."
Written by: yakob l, pnt,
Editor : Jtadmin