Penggalian di Israel Menawarkan Pandangan Langka tentang Ziarah Kristen
di Era Bizantium
Pendahuluan
Penggalian arkeologi di Israel, khususnya di gereja zaman Bizantium di
Rahat, Negev Utara, telah mengungkapkan harta karun seni dinding yang
ditinggalkan oleh para peziarah Kristen. Temuan ini memberikan wawasan baru
tentang sejarah ziarah Kristen dan kehidupan maritim pada masa itu.
Editorial Report
Temuan Penting
Sebagaimana dilangsir dari berita internasional (christianpost.com| 29/05/2024)
- Otoritas Barang Antik Israel (IAA) menemukan gambar-gambar kapal yang
diyakini dibuat oleh para peziarah Kristen yang tiba di pelabuhan Gaza. Menurut
para penggali, gereja di Rahat kemungkinan besar merupakan perhentian pertama
bagi para peziarah sebelum melanjutkan perjalanan ke situs-situs suci lainnya
di seluruh negeri.
Detail Gambar dan Interpretasinya
Salah satu gambar yang ditemukan menggambarkan kapal bertiang dua dengan
detail yang menunjukkan keakraban senimannya dengan kehidupan laut. Namun,
menariknya, gambar ini ditemukan dalam posisi terbalik. Hal ini menimbulkan
spekulasi bahwa batu tersebut mungkin ditempatkan secara salah selama
konstruksi, atau mungkin sang peletak batu tidak menyadari adanya gambar
tersebut.
Images source: Jtadmin Screenshot (christianpost.com (29/05/2024) |
Konteks Sejarah
Penggalian yang dilakukan oleh IAA ini telah berlangsung selama beberapa
tahun dan menawarkan pandangan mendalam tentang pemukiman di Negev Utara pada
akhir periode Bizantium dan awal periode Islam Awal. Para peziarah yang mengunjungi
gereja ini meninggalkan jejak berupa gambar kapal di dindingnya, yang kini
menjadi bukti sejarah penting.
Lokasi dan Jalur Ziarah
Gereja kuno ini terletak di dekat jalan Romawi kuno yang menghubungkan
pelabuhan Gaza dengan Beer Sheva, kota utama di Negev. Para peziarah memulai
perjalanan mereka melalui jalan-jalan ini menuju tempat-tempat suci Kristen
seperti Yerusalem, Betlehem, biara-biara di Perbukitan Negev, dan Sinai.
Menurut IAA, perhentian pertama mereka setelah tiba di Gaza adalah gereja di
Rahat, yang hanya berjarak setengah hari berjalan kaki dari pelabuhan.
Pernyataan dari IAA
Direktur IAA, Eli Escusido, menyatakan bahwa penemuan gambar kapal ini
membuka jendela baru pada dunia peziarah Kristen yang mengunjungi Tanah Suci
sekitar 1.500 tahun yang lalu. Penemuan ini memberikan bukti langsung tentang
kapal yang digunakan dan kondisi maritim pada masa itu.
Pameran Temuan
Temuan-temuan dari penggalian ini akan dipamerkan pada tanggal 4 Juni di
Balai Kebudayaan Kota Rahat. Ini akan menjadi pertama kalinya artefak-artefak
ini ditampilkan untuk umum, memberikan kesempatan bagi publik untuk melihat
langsung bukti sejarah yang baru terungkap ini.
Kesimpulan
Proyek penggalian ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang
sejarah ziarah Kristen tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan dan
perjalanan maritim di era Bizantium. Pameran mendatang akan menjadi momen
penting untuk menyaksikan warisan berharga ini dan menghargai usaha yang
dilakukan dalam melestarikan sejarah.
Refleksi
Penemuan gambar kapal di gereja Bizantium di Rahat mengingatkan kita akan
jejak langkah para peziarah Kristen yang datang ke Tanah Suci dengan harapan
dan iman yang teguh. Mereka meninggalkan jejak fisik berupa seni dinding,
tetapi lebih dari itu, mereka meninggalkan warisan spiritual yang berharga.
Kita diajak untuk merenungkan perjalanan iman kita sendiri, bagaimana kita
telah menapaki jalan hidup ini dengan iman yang teguh dan harapan yang tak
tergoyahkan. Apakah jejak yang kita tinggalkan akan mencerminkan kasih dan
dedikasi kita kepada Tuhan?
Seruan Gembala
Saudara-saudara yang terkasih, marilah kita mengingat bahwa perjalanan
iman kita bukanlah perjalanan yang mudah, namun setiap langkah yang kita ambil
adalah kesaksian bagi dunia tentang kebaikan dan kasih Tuhan. Seperti para
peziarah yang datang ke Tanah Suci, marilah kita dengan setia menapaki jalan
yang telah Tuhan tetapkan bagi kita. Dalam setiap tantangan, mari kita
mengingat firman Tuhan dalam Yesaya 40:31: "Tetapi orang-orang yang
menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang
naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." Kiranya kita selalu dikuatkan
dan dipenuhi dengan pengharapan baru dalam Tuhan.
Overseas source: christianpost.com (29/05/2024)
Rewritten by: Jtadmin
Editor : Jtadmin