Negara pertama wajib pajang 10 Perintah Allah di kelas sekolah umum
Louisiana
Introduction
Negarapertama wajib pajang 10 Perintah Allah di kelas sekolah - Di tengah gemuruh waktu yang terus berputar, Louisiana mengambil langkah
berani yang menorehkan jejak sejarah baru. Dalam keheningan ruang kelas, sebuah
poster akan berbicara lantang tentang kebijaksanaan kuno. Sepuluh Perintah
Allah, terpajang megah, siap menyambut tatapan ingin tahu para siswa, menggugah
hati dan pikiran untuk merenungi makna hukum yang telah teruji oleh zaman.
Langkah ini bukan sekadar regulasi, melainkan sebuah kisah yang menunggu untuk
diungkap, mengundang kita menyelami lebih dalam alasan di balik keputusan
monumental
Editorial Report
Louisiana Menjadi Negara Bagian Pertama yang Mewajibkan Pajangan Sepuluh
Perintah Allah di Kelas Sekolah Negeri
AS-Kanada, Pena Rohani - Louisiana kini menjadi negara bagian pertama di AS yang mewajibkan setiap
ruang kelas di sekolah negeri untuk memajang Sepuluh Perintah Allah. Kebijakan
ini diperkenalkan melalui House Bill 71, yang didukung oleh Partai Republik dan
ditandatangani oleh Gubernur Jeff Landry pada hari Rabu.
Rincian House Bill 71
House Bill 71, yang disponsori oleh Rep. Dodie Horton dari Partai
Republik, mengharuskan setiap ruang kelas sekolah negeri untuk memajang salinan
Sepuluh Perintah Allah berukuran poster mulai Januari mendatang. Sepuluh
Perintah Allah, yang tercantum dalam kitab Keluaran 20 dan Ulangan 5 di
Perjanjian Lama, adalah seperangkat aturan etika yang diturunkan oleh Tuhan
kepada Musa.
Pernyataan Gubernur
"Jika Anda ingin menghormati supremasi hukum, Anda harus mulai dari
hukum asli yang diberikan, yaitu kepada Musa," kata Landry dalam upacara
penandatanganan.
Spesifikasi Pajangan
Undang-undang ini menentukan bahwa pajangan tersebut harus berupa poster
atau dokumen berbingkai dengan ukuran setidaknya sebelas inci kali empat belas
inci. Teks Sepuluh Perintah Allah harus menjadi fokus utama poster atau dokumen
berbingkai, dicetak dalam font yang besar dan mudah dibaca.
Pernyataan Konteks
Pajangan ini juga harus menyertakan pernyataan konteks empat paragraf
yang menginformasikan bahwa "Sepuluh Perintah Allah adalah bagian penting
dari pendidikan publik Amerika selama hampir tiga abad." Ditekankan bahwa
buku teks pertama Amerika, The New England Primer, mengandung lebih dari empat
puluh pertanyaan tentang Sepuluh Perintah Allah dan digunakan di
sekolah-sekolah umum selama lebih dari seratus lima puluh tahun. Selain itu,
McGuffey Readers, buku pelajaran yang populer di awal tahun 1800-an, juga
mengandung teks ini.
Tantangan Hukum
Undang-undang baru ini kemungkinan akan menghadapi tantangan hukum dari
kelompok sekuler seperti ACLU, yang mengancam akan mengajukan tuntutan hukum
dengan alasan bahwa pajangan ini melanggar Klausul Pembentukan Amandemen
Pertama Konstitusi AS. Mereka berpendapat bahwa pajangan tersebut merupakan
bentuk paksaan agama terhadap siswa yang diwajibkan bersekolah.
Reaksi Kelompok Sekuler
American Civil Liberties Union (ACLU) dan kelompok lainnya mengumumkan
niat mereka untuk menggugat undang-undang ini. Mereka menegaskan bahwa
keputusan Mahkamah Agung dalam kasus Stone v. Graham tahun 1980, yang
memutuskan bahwa pajangan Sepuluh Perintah Allah di ruang kelas melanggar
Amandemen Pertama, mendukung argumen mereka.
Dukungan dan Argumen Pendukung
Para pendukung undang-undang ini berargumen bahwa tujuan utamanya adalah
menyoroti signifikansi historis dari Sepuluh Perintah Allah sebagai salah satu
"dokumen dasar pemerintahan negara bagian dan nasional kita." Senator
Adam Bass dari Partai Republik menegaskan bahwa meskipun dokumen ini memiliki
nilai keagamaan, ia juga merupakan bagian penting dari sejarah hukum negara
ini, seperti yang terlihat dari pajangan di Mahkamah Agung AS dan tempat
lainnya.
Dengan undang-undang ini, sekolah juga diizinkan untuk memajang dokumen
sejarah lainnya seperti Mayflower Compact dan Deklarasi Kemerdekaan,
menambahkan dimensi edukatif pada pajangan tersebut.
Pesan Gembala
Langkah Louisiana ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menyematkan
nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari, terutama di dunia pendidikan.
Mengajarkan generasi muda tentang kebijaksanaan yang abadi adalah tugas mulia
yang kita emban bersama. Mari kita sambut perubahan ini dengan hati yang
terbuka dan penuh pengharapan, seraya mengingat bahwa kasih dan kebenaran
adalah fondasi utama dalam membentuk karakter yang kuat. Seperti kata Firman
Tuhan seperti ini "Aku adalah jalan,
kebenaran, dan kehidupan. Tak seorang pun dapat mendekat kepada Bapa tanpa
melalui Aku." (band. Yohanes 14:6). Biarlah pesan ini menjadi penuntun
bagi kita semua dalam menjalani hidup yang penuh makna dan berkah. Amin…
Overseas source: christiandaily.com (20/06/2024|07:06 WIB)
Rewritten by: PenaRadmin
Editor : PenaRadmin