Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Dipimpin Oleh Hikmat Tuhan (Yakobus 3:13-18) | Renungan Minggu Kebangsaan

18 August 2024 | Sunday, August 18, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-17T22:43:03Z

Dipimpin Oleh Hikmat Tuhan (Yakobus 3:13-18) | Renungan Minggu Kebangsaan

Dipimpin Oleh Hikmat Tuhan (Yakobus 3:13-18)


I. Pendahuluan

 

1. Salam Pembuka :

Selamat pagi, Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus! Pada kesempatan ibadah Minggu yang penuh berkah ini, kita bersama-sama berkumpul dalam sukacita merayakan anugerah Tuhan di tengah kehidupan kita yang beragam. Tak hanya itu, kita juga menyambut peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-79 dengan penuh semangat. Tema yang kita renungkan hari ini, "Dipimpin Oleh Hikmat Tuhan," sangat relevan dengan realitas bangsa kita yang penuh tantangan. Dalam keragaman budaya, agama, dan pandangan hidup, kita diajak untuk hidup dalam hikmat yang berasal dari Tuhan, hikmat yang menuntun kita untuk membangun Nusantara Baru menuju Indonesia yang Maju. Mari kita renungkan bersama bagaimana hikmat ini dapat menjadi landasan bagi setiap langkah kita dalam menjalani hidup sebagai warga bangsa yang memegang teguh persatuan dan kebijaksanaan.

 

2. Pentingnya memiliki hikmat :

Setelah kita mendengar bacaan Alkitab dari Yakobus 3:13-18, kita diingatkan akan betapa pentingnya memiliki hikmat yang sejati, hikmat yang berasal dari Tuhan. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa hikmat bukanlah sekadar pengetahuan atau kecerdasan manusia, melainkan sebuah pemberian ilahi yang membawa kita pada hidup yang penuh kelemahlembutan, kedamaian, dan kesatuan. Hikmat ini sangat diperlukan, terutama dalam memimpin dan menjalani kehidupan di tengah dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan untuk mengikuti jalan yang salah. Hanya dengan hikmat dari Tuhan, kita dapat membuat keputusan yang bijak, membangun kehidupan yang berkenan di hadapan-Nya, serta menjadi teladan dalam masyarakat yang terus berkembang dan berubah.

 

II. Inti Pembahasan

 

1. Menanggalkan Keegoan untuk Kebaikan Bersama:

Salah satu syarat utama untuk menemukan apa yang baik bagi kehidupan bersama adalah kemauan untuk menanggalkan keegoan. Dalam perjalanan sejarah bangsa kita, para pemimpin Indonesia telah menghadapi berbagai kepentingan dan tantangan, namun mereka selalu berusaha mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Tujuan akhirnya adalah membangun sebuah bangsa yang bersatu, di mana setiap orang dihargai tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau golongan. Mereka menyadari bahwa keegoisan hanya akan memecah belah dan menghambat kemajuan bersama, sedangkan semangat kebersamaan dan pengorbanan adalah kunci untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Dipimpin Oleh Hikmat Tuhan (Yakobus 3:13-18) | Renungan Minggu Kebangsaan

 

Sebagai jemaat, kita diajak untuk merefleksikan hal ini dalam kehidupan pribadi dan komunitas kita. Apakah kita masih sering terjebak dalam keegoisan yang menghalangi kita untuk melihat kebaikan yang lebih besar? Dalam hubungan keluarga, pekerjaan, dan lingkungan gereja, keegoan bisa menjadi penghalang utama bagi terciptanya damai sejahtera dan harmoni. Kita harus belajar melepaskan ego kita, mengutamakan kepentingan bersama, dan membangun komunitas yang penuh kasih dan pengertian. Dengan demikian, kita dapat menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan kebaikan bersama, baik dalam lingkup kecil maupun besar.

 

2. Hikmat dari Atas yang Melepas Keegoisan:

Teks Yakobus dengan jelas menyatakan bahwa sikap melepas keegoisan adalah bagian dari hikmat yang datang dari atas, yaitu hikmat yang Tuhan kehendaki untuk kita miliki. Hikmat ini bukan hanya tentang kecerdasan atau pengetahuan, tetapi lebih kepada karakter yang mencerminkan kasih Tuhan. Ciri-ciri dari hikmat ini adalah kelemahlembutan, tidak iri hati, tidak arogan, dan tidak sombong. Ketika kita hidup dengan hikmat seperti ini, kita menjadi saluran berkat bagi orang lain dan memperkuat sendi-sendi kebersamaan serta keberagaman di tengah-tengah kita. Sebaliknya, jika kita tidak memiliki hikmat ini, hidup kita cenderung dipenuhi dengan konflik, perselisihan, dan akhirnya merusak persatuan yang seharusnya kita jaga bersama.

 

Sebagai jemaat, mari kita masing-masing menilai diri kita sendiri. Apakah kita sudah hidup dalam hikmat yang berasal dari Tuhan, atau kita masih sering terjebak dalam sikap egois, iri hati, dan kesombongan? Ini adalah saat yang tepat untuk merenungkan, apakah tindakan dan keputusan kita sehari-hari mencerminkan kelemahlembutan dan kasih yang Tuhan kehendaki, atau justru sebaliknya. Dengan mengandalkan hikmat dari Tuhan, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, yang tidak hanya membangun diri sendiri, tetapi juga memperkokoh komunitas dan bangsa kita dalam cinta dan kebersamaan.

 

3. Hikmat Kebijaksanaan dalam Sila Keempat:

Sila keempat dalam Pancasila, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan," menegaskan bahwa hidup bersama dalam sebuah bangsa yang besar dan beragam seperti Indonesia tidaklah mudah. Dalam perjalanan hidup berbangsa dan bernegara, berbagai persoalan dan tantangan akan selalu muncul. Persoalan ini sering kali menuntut kita untuk tidak hanya mengandalkan kemampuan intelektual atau kekuatan fisik semata, tetapi juga memerlukan hikmat dan kebijaksanaan yang sejati. Hikmat ini harus menjadi pedoman dalam setiap musyawarah dan pengambilan keputusan, memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar untuk kebaikan bersama, bukan untuk kepentingan segelintir orang.

 

Demokrasi yang sejati tidak boleh ditentukan oleh hawa nafsu, ambisi, uang, atau kekuasaan. Ketika kekuatan-kekuatan negatif ini yang menjadi dasar dari pengambilan keputusan, maka yang terjadi adalah ketidakadilan, perpecahan, dan kekacauan. Sebaliknya, demokrasi yang didasarkan pada hikmat kebijaksanaan akan selalu mengutamakan kesejahteraan bersama, persatuan, dan keadilan. Hikmat kebijaksanaan inilah yang menjadi pengarah dalam menentukan arah hidup bangsa kita, memastikan bahwa keputusan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan rakyat dan memajukan kesejahteraan umum.

 

Sebagai jemaat, kita diajak untuk memohon hikmat Tuhan dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman krisis, baik di tingkat global, regional, maupun lokal. Di tengah dinamika dan perubahan yang cepat, kita memerlukan hikmat dari atas yang memampukan kita untuk mengambil keputusan yang benar, bijaksana, dan adil. Marilah kita bersama-sama berdoa agar hikmat Tuhan selalu hadir dalam setiap langkah dan keputusan kita, sehingga kita dapat berkontribusi dalam membangun bangsa yang lebih kuat, adil, dan sejahtera.

 

III. Penutup

 

Aplikasi dan Pengutusan:

 

Marilah kita bersama-sama sepatutnya harus memohon hikmat dari Tuhan agar kita dimampukan untuk menanggalkan keegoan yang sering kali menjadi penghalang dalam hubungan kita dengan sesama. Semoga kita dapat hidup dalam kelemahlembutan, saling mengasihi, dan membangun kesatuan yang kokoh baik dalam keluarga, gereja, maupun masyarakat. Dengan hikmat dari Tuhan, kita dapat menjadi terang dan garam di tengah dunia, membawa damai sejahtera dan kebaikan di mana pun kita berada.


Dipimpin Oleh Hikmat Tuhan (Yakobus 3:13-18) | Renungan Minggu Kebangsaan

 

Sebagai penutup hari ini, marilah kita dengan semangat untukmenyatakan diri dan menjadi pembawa hikmat dalam setiap lingkungan kita. Jadilah contoh bagi orang-orang di sekitar kita dengan menerapkan hikmat Tuhan dalam setiap tindakan dan keputusan. Dengan hikmat yang berasal dari Tuhan, kita tidak hanya mampu menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, tetapi juga dapat melakukannya dengan penuh kebijaksanaan dan damai. Semoga setiap langkah kita selalu dipenuhi dengan petunjuk-Nya, sehingga kita dapat mewujudkan kebaikan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan memberkati kita semua. Dirgahayu HUT RI ke-79, "Nusantara Baru Indonesia Maju". Amin


Written by: PenaRadmin

Editor : PenaRadmin


Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless 

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update