Apa Itu Sejarah Natal 25 Desember?
Pena Rohani - Sejarah Natal 25 Desember - Banyak orang, termasuk umat Kristiani, sering kali mengira bahwa perayaan Natal pada 25 Desember berasal dari tradisi pagan yang memuja dewa matahari seperti Sol Invictus, Saturnalia, atau Mithras. Namun, apakah benar demikian? Jika kita menelusuri jejak sejarahnya, perayaan ini menyimpan kisah yang jauh lebih mendalam, berakar pada keyakinan dan tradisi umat Kristen awal.
Kapan Natal Pertama Kali Dirayakan?
Teori populer menyatakan bahwa Gereja Katolik di Roma mulai merayakan Natal pada 25 Desember tahun 336 M untuk menggantikan festival pagan. Namun, bukti dari manuskrip kuno menunjukkan bahwa tradisi ini mungkin telah dimulai jauh sebelumnya. Misalnya, Hyppolitus dari Roma (170-235 M) dalam komentarnya tahun 204 M, "Commentary on Daniel," menulis bahwa Yesus lahir di Betlehem pada tanggal 25 Desember.
Mengapa Dipilih Tanggal 25 Desember?
Tradisi Yahudi memainkan peran penting dalam penentuan tanggal ini. Umat Kristen awal meyakini bahwa tanggal pembuahan Yesus terjadi pada 25 Maret, yang juga dianggap sebagai tanggal penyaliban-Nya. Dengan perhitungan teologis, kelahiran Yesus diperkirakan jatuh sembilan bulan setelahnya, yaitu pada 25 Desember. Teori ini, yang dikenal sebagai Teori Perhitungan, membantah anggapan bahwa tanggal kelahiran Yesus dipengaruhi oleh perayaan pagan.
Di Mana Bukti-bukti Lainnya?
Tiga manuskrip penting mendukung perayaan Natal sebelum tahun 336 M:
Didascalia Apostolorum (sekitar 250 M) menyebutkan perayaan Epifani pada 6 Januari kalender Julian, yang setara dengan 25 Desember dalam kalender Gregorian.
Liber Pontificalis, catatan biografi para paus, menyatakan bahwa Paus Telesphorus (125-136 M) memerintahkan perayaan kelahiran Yesus.
Surat Theophilus menyebutkan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus, menunjukkan bahwa tradisi ini sudah ada sebelum tahun 196 M.
Siapa yang Memengaruhi Perayaan Natal?
Pengaruh besar datang dari para teolog dan pemimpin Gereja awal seperti Hyppolitus dan Theophilus. Dengan mengacu pada sistem penanggalan Julian yang berlaku saat itu dan merujuk pada tradisi perhitungan waktu yang lazim di kalangan Yahudi, mereka menetapkan tanggal tersebut. Gereja Katolik dan Ortodoks kemudian mengintegrasikan tradisi ini ke dalam liturgi mereka, menjadikannya bagian dari perayaan Epifani dan kelahiran Kristus.
Bagaimana Perayaan Natal Berkembang?
Perayaan Natal pada 25 Desember awalnya adalah ekspresi iman umat Kristen yang ingin memperingati kelahiran Yesus, Sang Terang Dunia. Dengan berjalannya waktu, tradisi ini menyebar ke seluruh dunia dan diperkaya dengan berbagai simbol seperti bintang Betlehem, pohon Natal, serta lagu-lagu pujian. Hal ini menunjukkan bahwa Natal bukanlah hasil adaptasi dari tradisi pagan, melainkan perayaan yang berakar kuat pada iman Kristiani.
Fakta Alkitab yang Mendukung Sejarah Natal
Selain itu, perayaan Natal erat kaitannya dengan simbol terang yang dinubuatkan dalam Yesaya 9:2: "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." Terang ini melambangkan kedatangan Yesus sebagai "Terang Dunia" (Yohanes 8:12). Ayat-ayat ini memperkuat makna teologis Natal sebagai peringatan kelahiran Sang Juru Selamat.
Kesan dan Seruan Gembala
Natal adalah saat bagi kita untuk merenungkan kelahiran Sang Juruselamat yang membawa damai di hati dan terang bagi dunia. Seperti para gembala yang pertama kali mendengar kabar sukacita itu, biarlah kita juga dipenuhi dengan rasa kagum dan syukur. Mari kita bagikan terang kasih Kristus kepada dunia yang gelap, menjadi saksi hidup akan cinta-Nya yang tak berkesudahan. Melalui Yesus Kristus, kita dapat mengalami kasih Allah yang sempurna, sebagaimana tertulis dalam Yohanes 1:14. (pr/yb)**
source : berbagai sumber
0Comments