Krisis yang Tak Bisa Diabaikan
Jakarta, Pena Rohani - Mentari pagi mengintip dari balik jendela, membawa secangkir harapan bagi setiap jiwa yang haus akan perubahan. Namun, di balik gemerlapnya fajar, ada awan kelabu yang menggantung di dunia pendidikan anak-anak Kristen. Krisis Pendidikan Anak Kristen bukan sekadar isapan jempol, tetapi sebuah kenyataan yang mengusik nurani. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) pun tak tinggal diam. Mereka mendesak aksi nyata—bukan sekadar doa—agar pendidikan Kristen kembali tegak, memberikan terang bagi generasi penerus.
Bersatu dalam Misi Pendidikan
Mengapa Pendidikan Anak Kristen Sedang Krisis?
Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, menegaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu isu krusial yang tak bisa diabaikan. "PGI sangat mengapresiasi upaya Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK) dalam membangkitkan sekolah-sekolah Kristen. Kami siap berkolaborasi untuk mencari solusi terbaik," ungkapnya.
Langkah Nyata yang Didorong PGI
Untuk memastikan masalah ini tertangani dengan baik, PGI berencana mengadakan audiensi dengan Menteri Pendidikan. Langkah ini bertujuan untuk menggali kebijakan terbaik dalam menghadapi krisis pendidikan yang ada. Selain itu, PGI akan membentuk Komisi Pendidikan guna merumuskan strategi, rekomendasi, serta pemikiran baru bagi dunia pendidikan Kristen di Indonesia.
Tak hanya itu, Bendahara Umum PGI, Yusak Budi Kurniawan, juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga. Menurutnya, tak semua gereja memberi perhatian khusus pada pendidikan, sehingga kerja sama dengan organisasi yang memiliki kepedulian ini menjadi sangat penting. "Kita harus saling mengingatkan dan bergerak bersama demi pendidikan yang lebih baik," ujarnya.
Memperjuangkan Sekolah Kristen yang Terpuruk
Menjangkau yang Terpinggirkan
Ketua Umum MPK, Handi Irawan Djuwadi, menggarisbawahi urgensi perubahan. MPK membentuk "Task Force 3T"—Terpuruk, Tertinggal, dan Terlupakan—yang bertujuan mengajak sekolah yang lebih kuat untuk membantu sekolah yang sedang berjuang. "Pendidikan Kristen harus mengalami transformasi. Kita harus berani melakukan gebrakan dengan cara-cara baru dan kreatif," tegasnya.
Peran Gereja dalam Mengatasi Krisis Pendidikan
MPK juga mengajak gereja untuk lebih aktif dalam dunia pendidikan, bukan hanya sebagai penyedia tempat ibadah, tetapi juga sebagai agen perubahan. Mereka mengusulkan agar gereja mendorong jemaatnya untuk menjadi guru, mengingat jumlah tenaga pendidik yang kian menyusut. Selain itu, MPK berharap gereja dapat mengalokasikan persembahan untuk menopang sekolah-sekolah Kristen yang membutuhkan dukungan finansial.
Tak kalah pentingnya, MPK menyoroti nasib para guru di daerah terpencil yang seringkali hidup dalam kondisi yang kurang layak. Mereka mengusulkan agar gereja bersama pemerintah memberi apresiasi dan dukungan bagi mereka yang telah mendedikasikan hidupnya bagi pendidikan.
Gereja Ramah Anak dan Perlindungan Anak
Mengapa Isu Perlindungan Anak Penting?
Di sisi lain, PGI juga menggandeng Jaringan Peduli Anak Bangsa (JPAB) untuk mengembangkan gereja ramah anak dan meningkatkan perlindungan terhadap anak-anak. Dalam pertemuan yang berlangsung di Grha Oikoumene, PGI melalui Biro Perempuan dan bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan (KKC) menegaskan perlunya pendekatan yang lebih konkret dalam menangani krisis pendidikan dan keluarga.
Ketua JPAB Nasional, Benyamin Lumy, mengungkapkan bahwa 10% kasus kekerasan anak berasal dari komunitas Kristen. Fakta ini menjadi tamparan keras yang memerlukan respon serius dari gereja. "Gereja harus menjadi penghubung antara jemaat dan fasilitas perlindungan yang disediakan pemerintah," ujarnya.
Membangun Gereja yang Peduli Anak
Selain itu, Sekretaris Eksekutif KKC, Pdt. Johan Kristantara, menekankan pentingnya penelitian berbasis data sebelum menjalankan program teknis. Dengan pendekatan ini, diharapkan program perlindungan anak dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.
Aksi Nyata, Bukan Sekadar Doa
Pendidikan anak-anak Kristen sedang berada di persimpangan jalan. Tanpa langkah konkret, generasi penerus bisa kehilangan arah. PGI telah membuka jalan bagi perubahan melalui kolaborasi dengan MPK, JPAB, dan berbagai pihak terkait. Gereja pun diharapkan tidak hanya berdoa, tetapi juga turun tangan, membangun sekolah, memperhatikan guru, serta melindungi anak-anak sebagai bagian dari panggilan iman.
Sebagaimana firman Tuhan dalam Amsal 22:6, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Marilah kita bersama-sama menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton dalam krisis ini! - (pr)**
source: pgi.or.id; writer/editor: penaRadmin
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments