Saat Matamu Terpaku pada Salib
Renungan Minggu, Pena Rohani - Ada pemandangan yang menggetarkan jiwa, suatu panorama yang tidak bisa diabaikan oleh hati yang peka: seorang Pribadi yang tergantung di kayu salib, tubuh-Nya yang terluka, darah mengalir dari lambung-Nya yang tertikam. Dia menanggung penderitaan yang seharusnya bukan milik-Nya. Dia menanggung dosa yang bukan kesalahan-Nya. Dia, Yesus Kristus, adalah Dia yang tertikam.
Zakharia 12:10 meramalkan bahwa suatu hari akan tiba ketika bangsa Israel akan melihat kepada Dia yang mereka tikam, dan mereka akan meratap seperti seorang yang berduka atas anak tunggalnya. Nubuat ini digenapi dalam Yohanes 19:37 ketika Yesus disalibkan dan lambung-Nya ditikam oleh tombak prajurit Romawi. Tapi apakah makna dari peristiwa ini bagi kita hari ini? Mengapa kita juga dipanggil untuk memandang Dia yang tertikam?
Nubuat Zakharia 12:10 dan Pemenuhannya dalam Yohanes 19:37
Ratapan dan Pertobatan dalam Zakharia 12:10
Zakharia 12:10 berkata: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam, dan akan meratap karena Dia seperti orang meratap karena anak tunggal, dan akan menangisi Dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung."
Ayat ini menggambarkan sebuah pertobatan yang mendalam, sebuah kesedihan yang datang dari hati yang menyadari dosa-dosanya. Kesedihan ini bukan sekadar perasaan bersalah, tetapi sebuah ratapan rohani yang mengarah kepada pemulihan. Ketika seseorang benar-benar memandang Yesus yang tertikam, ia tidak bisa tidak merasakan duka atas dosanya sendiri.
Yohanes 19:37: Penggenapan Nubuat dan Makna Salib
Ketika Yohanes mencatat peristiwa penyaliban Yesus, ia mengutip Zakharia 12:10: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam." (Yohanes 19:37). Di sinilah kita melihat hubungan antara nubuat Perjanjian Lama dan penggenapannya dalam Kristus.
Yesus ditikam oleh tombak seorang prajurit setelah Ia menghembuskan napas terakhir-Nya. Luka itu adalah tanda akhir dari penderitaan-Nya, tetapi juga adalah bukti kasih-Nya. Dari luka-Nya mengalir darah dan air, sebuah simbol pengampunan dan kehidupan baru bagi umat manusia.
Memandang Yesus yang Tertikam: Sebuah Panggilan untuk Setiap Orang Percaya
Menemukan Pengampunan dalam Luka Kristus
Saat kita memandang Yesus yang tertikam, kita tidak hanya melihat penderitaan-Nya tetapi juga anugerah-Nya. Luka-luka di tubuh-Nya bukanlah sekadar luka fisik; itu adalah tanda kasih yang begitu besar. Dalam Yesaya 53:5 dikatakan: "Oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh." Luka Yesus membawa kesembuhan, bukan hanya bagi tubuh, tetapi bagi jiwa yang remuk oleh dosa.
Duka Cita atas Dosa dan Pertobatan Sejati
Memandang Dia yang tertikam berarti menyadari bahwa dosa kita bukanlah sesuatu yang sepele. Itu bukan hanya sekadar kesalahan kecil atau kebiasaan buruk. Dosa kita lah yang menyebabkan Dia harus disalibkan. Jika kita benar-benar melihat kepada-Nya dengan mata rohani yang terbuka, kita akan mengalami pertobatan yang sejati—bukan hanya rasa bersalah, tetapi perubahan hati yang mendalam.
Kuasa Memandang Kristus yang Ditikam bagi Orang Percaya
Mengapa kita perlu memandang Yesus yang tertikam? Karena di sanalah kita menemukan kekuatan untuk hidup sebagai orang percaya. Ibrani 12:2 berkata: "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan." Ketika kita terus memandang kepada Kristus, kita memperoleh kekuatan untuk menghadapi pencobaan, ketekunan dalam iman, dan penghiburan dalam penderitaan.
Bagaimana Memandang Dia yang Tertikam Mengubah Hidup Kita?
Dari Rasa Bersalah ke Pemulihan
Dari Ketakutan ke Keberanian
Melihat kepada Kristus yang telah ditikam memberi kita keberanian untuk hidup dalam iman. Jika Dia telah menanggung segala penderitaan bagi kita, tidak ada lagi yang perlu kita takutkan. Salib bukanlah akhir dari cerita—kebangkitan Yesus membuktikan bahwa kemenangan ada di tangan-Nya.
Dari Kehampaan ke Pengharapan
Banyak orang merasa kosong dalam hidup ini, mencari makna di tempat-tempat yang salah. Namun, ketika kita memandang Yesus yang tertikam, kita menemukan harapan yang sejati. Salib adalah bukti bahwa kasih Tuhan lebih besar dari dosa, lebih kuat dari maut, dan lebih dalam dari kesedihan manusia.
Lihatlah dan Hiduplah!
Memandang Dia yang tertikam bukan hanya tentang mengenang penderitaan Kristus, tetapi juga menerima kasih karunia-Nya dan hidup dalam terang kebenaran-Nya.
Sebagaimana Yesus berkata dalam Yohanes 3:14-15:
"Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal."
Lihatlah kepada-Nya, dan hiduplah! Amin. - (pr)**
Sumber Nas: Zakharia 12:10-14 dan Yohanes 19:37; writer/editor: penaRadmin/pr
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments