TUA6BSG5BUA5BUA5TfGpGpdoTd==
Light Dark
Jangan Lupakan! Yesus Menderita Karena Aku Pernah Berdosa

Jangan Lupakan! Yesus Menderita Karena Aku Pernah Berdosa

Ditengan refleksi, Jangan Lupakan! Yesus Menderita Karena Aku Pernah Berdosa, Mari kita hayati minggu sengsara ini
Table of contents
×
Daftar Isi [Tampil]

Jangan Lupakan! Yesus Menderita Karena Aku Pernah Berdosa

PENA ROHANI
- Pernahkah kita berhenti sejenak dan merenungkan penderitaan Yesus? Penderitaan yang begitu dalam, tak terbayangkan, dilakukan demi siapa? Demi aku. Demi kamu. Demi kita semua yang pernah berdosa. Yesus menderita karena aku pernah berdosasebuah kenyataan yang seharusnya mengguncang hati kita dan membuat kita bersimpuh dalam kesadaran betapa besar kasih-Nya.

Bukan sekadar kisah lama yang diulang setiap perayaan Paskah, penderitaan Yesus adalah realitas yang seharusnya kita bawa dalam kehidupan sehari-hari. Ia tidak menderita tanpa alasan, tidak disalib tanpa tujuan. Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar rasa sakit dan luka fisik. Ada dosa di sana dosa kita, dosa dunia, dosa yang membuat-Nya menanggung beban yang tak tertahankan.

Mari kita merenungkan makna penderitaan Yesus, memahami bagaimana pengorbanan-Nya menjadi jalan keselamatan, dan meresapi kembali kasih tak terbatas yang menghapus segala pelanggaran kita.


Mengapa Yesus Harus Menderita Karena Dosa Manusia?

Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, hubungan manusia dengan Allah terputus. Dosa menjadi jurang yang memisahkan kita dari Sang Pencipta. Tidak ada satu manusia pun yang layak menanggung akibat dosa itu, karena setiap manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23).

Jangan Lupakan! Yesus Menderita Karena Aku Pernah Berdosa

Namun, Allah dalam kasih-Nya yang tak terbatas, tidak membiarkan kita binasa dalam hukuman dosa. Yesus datang sebagai korban yang sempurna. Dia rela menanggung segala penderitaan sebagai tebusan bagi kita.

"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya 53:5)

Inilah makna penderitaan Yesus: bukan karena kesalahan-Nya sendiri, tetapi karena dosa kita. Dia menanggung semua itu supaya kita dapat kembali kepada Allah.

Luka yang Membawa Kehidupan

1. Yesus Menderita Secara Fisik

Yesus tidak hanya menderita secara rohani, tetapi juga secara fisik. Dari Getsemani hingga Golgota, tubuh-Nya disiksa tanpa belas kasihan. Cambukan yang mengoyak kulit-Nya, mahkota duri yang menusuk kepala-Nya, paku yang menembus tangan dan kaki-Nya semua itu adalah harga yang harus dibayar untuk menebus dosa dunia.

Bayangkan rasa sakit yang dialami-Nya saat setiap cambukan mendarat di tubuh-Nya. Bayangkan penderitaan saat Ia dipaksa memikul salib yang berat, melewati jalan penuh ejekan dan hinaan. Setiap tetesan darah-Nya adalah tanda kasih yang tak terukur.

2. Yesus Menderita Secara Emosional dan Spiritual

Namun, lebih dari sekadar penderitaan fisik, Yesus menanggung beban dosa seluruh dunia. Di kayu salib, Ia merasakan keterpisahan dari Bapa, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam kekekalan. "Eli, Eli, lama sabakhtani?" – Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46).

Dalam sekejap, Ia merasakan kepedihan yang seharusnya kita alami. Hukuman yang seharusnya jatuh atas kita, kini ditanggung-Nya.

3. Yesus Menanggung Dosa Kita dengan Rela

Dia bisa saja menghindari salib. Dia bisa saja memanggil pasukan malaikat untuk menyelamatkan-Nya. Tetapi karena kasih-Nya yang besar, Ia tetap diam, tetap berjalan menuju salib, tetap mengorbankan diri-Nya untuk kita.

Yesus menanggung dampak dosa saya terhadap penderitaan-Nya. Setiap dosa, sekecil apa pun, menambah beban salib itu. Setiap pelanggaran adalah paku yang menembus tubuh-Nya. Apakah kita benar-benar menyadari hal ini?

Kasih yang Mengubah Hidup

Jangan Lupakan! Yesus Menderita Karena Aku Pernah Berdosa

Saat kita merenungkan pengorbanan Yesus, seharusnya ada respons dalam hati kita. Ini bukan sekadar kisah menyentuh, ini adalah panggilan untuk hidup yang berbeda. Jika Yesus telah menderita sedemikian rupa karena dosa dan pengampunan dalam Kristen, apakah kita akan tetap hidup dalam dosa?

Ketika kita menyadari bahwa Yesus menderita akibat dosaku, kita harus merespons dengan:

  • Bertobat dengan sungguh-sungguh.

  • Hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

  • Membagikan kasih dan kabar baik ini kepada orang lain.

Karena bilur-bilur-Nya kita disembuhkan, karena salib-Nya kita ditebus, karena darah-Nya kita diampuni. Jangan biarkan pengorbanan itu menjadi sia-sia dalam hidup kita.

Kesimpulan

Penderitaan Yesus bukan sekadar cerita lama yang diceritakan berulang kali. Ini adalah kenyataan yang hidup, yang harus kita renungkan setiap hari. Dia menderita karena kita pernah berdosa. Dia menanggung semua itu supaya kita dapat hidup dalam kasih-Nya.

Jangan Lupakan! Yesus Menderita Karena Aku Pernah Berdosa

Hari ini, mari kita mengambil waktu sejenak untuk merenungkan: Apakah kita sudah benar-benar hidup dalam kesadaran akan pengorbanan Yesus? Apakah kita masih dengan mudahnya jatuh dalam dosa tanpa berpikir bahwa dosa itu membuat-Nya menderita?

Jangan lupakan penderitaan-Nya. Jangan abaikan kasih-Nya. Mari hidup untuk-Nya.

"Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24) - (pr)**

by: writer/editor: penaRadmin

Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless. 

© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani

0Comments