TUA6BSG5BUA5BUA5TfGpGpdoTd==
Light Dark
 Akhir Sebuah Era: Paus Fransiskus Tutup Usia, Tinggalkan Pesan Abadi

Akhir Sebuah Era: Paus Fransiskus Tutup Usia, Tinggalkan Pesan Abadi

Shalom, Dunia berduka: Paus Fransiskus Tutup Usia, Tinggalkan Pesan Abadi. Seperti apa? Lihat Ulasan Terkini Admin di bawah. GBU
Table of contents
×
Daftar Isi [Tampil]

Akhir Sebuah Era: Paus Fransiskus Tutup Usia, Tinggalkan Pesan Abadi

Saat Hari Baru Membawa Duka dan Doa

Internasional, Pena Rohani - Pagi itu, dunia sepertinya sedang menahan napas. Kabar duka menyebar ke seluruh dunia saat matahari bangkit dari ufuk timur. Saat Paus Fransiskus tutup usia, dia meninggalkan pesan yang akan terus bertahan. Umat Kristiani menyambut fajar dengan linangan doa dan rasa kehilangan dalam keheningan Paskah yang masih penuh harapan. Namun, ada sedikit cahaya yang tetap ada di dalam kesedihan, sebuah warisan rohani yang akan bertahan selamanya.


Jejak Terakhir Sang Paus

Siapa yang Telah Pergi?

Pada usia 88 tahun, Paus Fransiskus, atau Jorge Mario Bergoglio, adalah Jesuit pertama yang menduduki Tahta Suci. Jejak kasih, kesederhanaan, dan kenabian yang ditinggalkan oleh para pemimpin Gereja Katolik Roma selama lebih dari sepuluh tahun ini meninggalkan kesan di dunia yang sedang berubah.

Apa yang Terjadi di Hari Terakhirnya?

Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin Paskah pada pukul 7:35 pagi di rumahnya di Casa Santa Marta di Vatikan. Namun, beberapa jam sebelumnya, ia masih dapat menulis pesan terakhirnya di X (Twitter), yang mengatakan:

Kristus telah bangkit! Pewartaan ini mencakup seluruh makna keberadaan kita, karena dia diciptakan untuk kehidupan daripada kematian. :#Paskah

sebuah pernyataan yang bukan sekadar ucapan, tetapi penutup yang sempurna untuk hidup yang dijalani dalam terang Injil.

Kapan dan Dimana Dunia Berduka?

Dunia justru kehilangan salah satu saksinya yang paling indah pada hari Senin Paskah, ketika kebangkitan Kristus masih dirayakan di gereja-gereja. Di antara lonceng gereja dan lantunan mazmur penghiburan, duka dan doa bertemu. Seluruh Vatikan menangis dan berterima kasih atas seorang pemimpin yang tak pernah lelah menyuarakan belas kasih.

Mengapa Kematian Ini Begitu Bermakna?

Dengan wafatnya, Paus Fransiskus menutup sebuah era kepemimpinan dan juga menciptakan kenangan tentang pelayanan yang berani dan rendah hati. Suara dan langkahnya, dari balkon Basilika Santo Petrus hingga lorong-lorong tenang para pengungsi, adalah gema Injil yang nyata.

Apa Pesan Abadi yang Ditinggalkan?

Paus Fransiskus mengajarkan kita tentang:

  • Gereja sebagai rumah sakit lapangan: tempat pemulihan bagi mereka yang terluka.

  • Belas kasih sebagai pusat misi Kristen: bukan doktrin yang kaku, tapi kasih yang hangat.

  • Advokasi bagi lingkungan dan kaum marginal: menentang ketidakadilan global.

  • Komitmen terhadap persatuan umat: menjadi jembatan dalam dialog antariman dan ekumenisme.

Bagaimana Dunia Merespons Kepergian Ini?

Dalam rasa kehilangan, lembaga ekumenis, para pemimpin global, dan umat dari berbagai denominasi berkumpul. Paus diingat oleh mereka bukan hanya sebagai pemimpin agama Katolik, tetapi juga sebagai sahabat dan gembala duniawi. Berbagai pemimpin ekumenis dan dewan Gereja Dunia menyampaikan ucapan duka sebagai kesaksian bahwa kasih Kristus telah melampaui batas gereja, ras, dan negara.

Suara Damai yang Tak Pernah Padam

Warisan yang Tak Tertulis Namun Hidup

Akhir Sebuah Era: Paus Fransiskus Tutup Usia, Tinggalkan Pesan Abadi

Kehidupan Paus Fransiskus tidak terbatas pada dokumen, pidato, atau kebijakan Vatikan. Sebaliknya, ia adalah kehidupan yang tenang, dalam, dan penuh cinta. Ia menunjukkan bahwa pemimpin sejati bukan mereka yang berdiri di atas tahta, tetapi mereka yang berlutut mencuci kaki orang-orang, senyum kepada mereka yang tersingkirkan, dan berjalan bersama mereka.

Ekumenisme yang Menyatukan Hati

Paus Fransiskus menjadi simbol "ekumenisme hati" bersama WCC dan banyak gereja di seluruh dunia, yang merupakan perjumpaan kasih sejati, bukan sekadar diskusi antarlembaga. Ia membangun jembatan yang sebelumnya tidak terlihat dari Swedia ke Bossey, dari gereja Protestan ke saudara Muslim.

Sebuah Warisan untuk Kita Lanjutkan

Hari-hari ini, ketika kita mengingat tutup usia Paus Fransiskus, dia meninggalkan pesan yang akan bertahan selamanya. Kita diminta untuk bukan sekadar mengingat, tetapi untuk melanjutkannya. Setelah ia menyemai, kita harus menuai dan menanam kembali.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Mari hidupkan pesan-pesannya:

  • Menjadi gereja yang memeluk, bukan menolak.

  • Mengusahakan damai, bukan sekadar berkata “damai”.

  • Berani mengasihi, bahkan di tengah dunia yang membenci.

Pengutusan:

Akhir Sebuah Era: Paus Fransiskus Tutup Usia, Tinggalkan Pesan Abadi

Pergilah dan hiduplah seperti Kristus yang ia janjikan: dengan kasih yang sederhana tetapi kuat, keberanian yang lembut tetapi teguh. Jadilah Injil yang menyebarkan harapan di seluruh dunia. Yesaya 40:31, Berkata : 

Tetapi orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." 

Amin....#

source: berbagai sumber luar negeri;  writer/editor: penaRadmin

© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani 

0Comments