Penderitaan dan Kematian yang Memulihkan
Renungan Jumat Agung dari Markus 15:20b-41
Hening di Pagi Jumat Agung
Pena Rohani - Jumat ini memiliki sesuatu yang berbeda. Meskipun masih banyak orang di jalan, langit tampak gelap. Sepertinya semesta diam saja saat menyaksikan peristiwa yang menggetarkan jiwa. Jumat ini bukan Jumat biasa. Ini adalah Jumat Agung, di mana Penderitaan dan Kematian yang Memulihkan menjadi titik sentral dalam sejarah dunia dan kehidupan manusia.
Tiga Keajaiban dari Salib yang Mengubah Dunia
1. Ketika Langit Enggan Bercahaya
Saat jam 12 siang, seluruh daerah menjadi gelap. bukan karena gerhana alam atau awan badai. Namun, karena dunia menghadapi kehilangan yang tak terhitung jumlahnya, Sang Terang itu sendiri akan segera hilang.
Yesus, Terang Sejati, sedang dibakar oleh kebencian dan kejahatan manusia. Namun, keselamatan terlihat paling jelas di tengah kegelapan.
“Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.” – Mazmur 36:10
Yesus tidak hanya menghapus kekuatan dosa, tetapi juga menghancurkannya dari dalam. Sesungguhnya, saat langit menjadi gelap, terang ilahi sedang melalui bayang-bayang maut untuk menjemput kembali umat yang tersesat.
🔦 Ilustrasi kekinian: Bayangkan dunia digital tiba-tiba tidak dapat diakses. Server telah gagal. Tidak ada koneksi. Semuanya menjadi hitam. Panik menyerang. Namun, Yesus hadir dan menghidupkan kembali hubungan antara manusia dan Allah karena kasih-Nya yang abadi, bukan karena kapasitas kita. Dia adalah simbol "reset ilahi".
2. Tirai Bait Suci Terbelah
Tirai bait yang memisahkan manusia dari kehadiran Allah terbelah dari atas ke bawah ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya. Ini tidak dilakukan dari atas ke bawah, karena ini bukan tindakan manusia, tetapi tindakan Allah sendiri.
Sekarang garis yang membedakan dunia fana dari kekudusan surga telah dihilangkan. Imam Besar Agung sendiri telah membuka jalan, sehingga orang tidak lagi memerlukan perantara imam besar.
Sekarang setiap tempat adalah tempat kudus, dan setiap tindakan kasih adalah cara yang sah untuk menyembah.
🛠️ Ilustrasi kekinian: Mereka yang "punya kartu" dahulu memiliki akses eksklusif. Namun, Yesus telah mengubah semua orang menjadi VIP, membuka pintu masuk langsung antara langit dan bumi. Sekarang ada banyak tempat di mana Anda dapat bertemu dengan Tuhan, seperti ruang kerja, dapur, panti asuhan, bahkan ruang isolasi di rumah sakit.
3. Pengakuan Seorang Asing
Bukan murid, bukan pengikut, bukan ahli Taurat yang berdiri di atas salib dan berkata, “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”
Satu suara dari luar mengakui kebenaran di tengah ketidakpercayaan dan kekerasan. “Keselamatan bukan milik satu bangsa, melainkan untuk semua orang,” kata Allah.
Ini menunjukkan bahwa penderitaan Yesus ditujukan untuk semua suku, bangsa, dan bahasa, bukan hanya untuk segelintir orang. Kebenaran tidak tahu paspor. Kasih tidak memiliki batas geografis.
📸 Ilustrasi : Kegelapan Digital dan Terang yang Mengubah
Pernahkah kita melihat seseorang menyebar di internet karena "curhat kelelahan hidup"? "Saya sudah punya semuanya, tapi tetap merasa hampa," kata seseorang. Inilah kegelapan masa kini, di mana kasih dan kehadiran Allah yang hidup tidak ada.
Namun, pesan yang kuat disampaikan oleh Jumat Agung adalah bahwa terang sejati telah datang dan pernah dipadamkan, tetapi tidak pernah kalah. Yesus masuk ke kegelapan terdalam manusia melalui penderitaan dan kematian-Nya untuk memberikan terang kepada kehidupan yang tidak dapat diganti oleh teknologi, hiburan, atau validasi dunia maya.
Ketika kita membaca Markus 15 dan merenungkan tiga keajaiban yang terjadi di Kalvari hari ini, kita diundang untuk berhenti dari dunia maya dan membuka pintu bagi cahaya. Kegelapan dapat berupa depresi, kecemasan, kehilangan hubungan, atau kehilangan arah. Terlepas dari itu, terang yang memulihkan itu tetap bersinar dengan penuh kasih sayang dan kekuatan.
Biarlah dunia juga melihat keajaiban yang nyata dari hidup kita: pengakuan yang tulus, pertobatan yang jujur, dan keinginan untuk hidup dalam terang, bukan dalam ketenaran semu, seperti kepala pasukan di kaki salib.
Refleksi Antara Tangis dan Pemulihan
Kisah tragis Kematian yang Memulihkan dan Penderitaan bukanlah tanpa harapan. Kita menemukan jalan pulang di balik luka dan luka. Nyawa Anak Allah telah dipertaruhkan karena jalan yang telah dibuka.
Jesus tidak hanya mati untuk mengambil alih posisi kita. Ia melarikan diri dari kegelapan, menghancurkan tirai yang memisahkan, dan mengubah suara penghinaan menjadi pengakuan iman. Jumat Agung mengingatkan kita bahwa terang kasih-Nya tetap bersinar dan tidak akan pernah padam meskipun kita hidup dalam kegelapan.
Kesimpulan
Jumat Agung adalah undangan untuk pemulihan, bukan perayaan kesedihan. Keputusasaan, kekecewaan, dosa, dan rasa bersalah tidak memiliki masa depan. Terang, harapan, dan anugerah akan menang. Karena Salib tidak menunjukkan kekalahan; itu menunjukkan kemenangan yang tenang dan abadi.
Pengutusan untuk Umat yang Ditebus
“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya, dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya... dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.” - Yesaya 53:4-5
0Comments