Renungan Minggu Sengsara Berdasarkan Matius 21:1–11
Pena Rohani - Raja Damai Yang Lemah Lembut - ungkapan ini barangkali terasa seperti angin sepoi di tengah badai dunia yang keras. Di saat para pemimpin dunia mengukuhkan kekuasaan lewat simbol kemegahan dan kekuatan, muncullah satu Pribadi yang membalikkan semua ekspektasi: Yesus dari Nazaret, Raja segala raja, namun datang dengan lemah lembut, menunggang keledai pinjaman.
Bayangkan... Di jalanan Yerusalem yang berdebu, daun-daun palem melambai, sorak-sorai menggema, dan Raja itu tidak bermahkota emas, tidak dikawal pasukan berkuda melangkah masuk membawa damai yang tak bisa dibeli dunia. Inilah kisah tentang Raja Damai Yang Lemah Lembut, Pribadi yang mendamaikan langit dan bumi lewat jalan penderitaan.
Raja Tanpa Mahkota Dunia, Tapi Mahkota Surgawi
Bukan Kereta Kuda, Tapi Keledai Betina Muda
Yesus tidak mencari pujian melalui protokol. Ia memilih cara yang rendah hati. Bahkan keledai itu bukan milik-Nya. Ia hanya meminjamnya. Itu artinya: Raja Damai Yang Lemah Lembut datang bukan untuk menguasai, tapi melayani. Bukan untuk menaklukkan bangsa, tapi menyentuh hati manusia.
Penuh Harap, Tapi Salah Arah
Yesus disambut dengan sorakan, “Hosana bagi Anak Daud!” sorakan yang biasanya hanya diberikan kepada raja atau imam agung. Tapi rakyat salah memahami misi-Nya. Mereka mengira Yesus akan menyingkirkan Romawi dengan kuasa militer. Padahal Yesus membawa kerajaan lain: kerajaan hati, bukan kekuasaan politik.
Ketika orang-orang menghamparkan pakaian dan ranting-ranting palem, mereka sebenarnya sedang mengungkapkan harapan besar namun Yesus tidak datang untuk memuaskan ambisi duniawi mereka, melainkan menghadirkan damai surgawi yang abadi.
Kelembutan Bukan Lemah, Tapi Kekuatan Sejati
Mengampuni dari Atas Kayu Salib
Kelembutan Yesus bukanlah kelemahan. Justru di dalam kelembutan-Nya, terdapat kekuatan ilahi yang tak tergoyahkan. Ia sanggup memikul salib, menanggung hinaan, dan tetap mengampuni. Siapa yang bisa berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka,” di saat disiksa dengan kejam? Hanya Raja Damai Yang Lemah Lembut.
Yesus tidak datang untuk mengorbankan orang lain demi kekuasaan-Nya. Sebaliknya, Ia mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan kita. Ini bukan strategi politik, ini adalah strategi kasih yang menaklukkan dunia bukan dengan pedang, tapi dengan pengampunan.
Ilustrasi: Ojek Online dan Raja Damai
Yesus melakukan hal serupa, bahkan lebih radikal. Ia tidak datang dengan simbol kemewahan atau dominasi, tetapi memilih keledai, kendaraan rakyat biasa. Dalam konteks hari ini, Yesus datang bukan di limusin gereja megah, melainkan dalam kesederhanaan: lewat doa anak-anak, nyanyian di rumah sederhana, bahkan pelukan seorang ibu tunggal yang tetap setia beribadah di tengah pergumulannya.
Yesus hadir dalam keseharian kita, bukan untuk memamerkan kekuasaan, tetapi untuk menyatakan kasih-Nya dalam bentuk paling lembut dan nyata. Ia adalah Raja Damai Yang Lemah Lembut, yang rela turun dari tahta-Nya demi mengangkat kita dari lumpur kehidupan.
Pesan Damai Untuk Dunia Yang Luka
Tiga Pelajaran Dari Sang Raja
1. Kedatangan Yesus Membawa Damai Sejati
Ia adalah Raja Damai yang mendamaikan manusia dengan Allah lewat salib-Nya. Damai yang Ia bawa tidak tergantung pada situasi, tapi tertanam dalam hati. Damai itu mengubah status kita: dari musuh Allah menjadi anak-anak Allah.
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9)
2. Karakter Kristus itu Adil, Menyelamatkan, dan Lemah Lembut
Yesus bukan raja yang mencelakai, tapi menyelamatkan. Ia tidak mendirikan kerajaan di atas air mata rakyat, tapi meneteskan air mata-Nya sendiri untuk menyelamatkan rakyat-Nya. Dalam setiap langkah-Nya, ada kasih. Dalam setiap perkataan-Nya, ada keadilan.
3. Kamu Dibutuhkan Tuhan
Tuhan tidak membutuhkan keledai itu karena kekurangan sarana. Ia menggunakannya karena ingin menunjukkan bahwa siapa pun bisa dipakai Tuhan bahkan sesuatu yang biasa, jika diserahkan kepada-Nya, akan menjadi luar biasa.
Begitu juga kamu. Talenta, waktu, kekayaan, bahkan luka dan pengalaman hidupmu bisa menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Yesus ingin naik ke atas "keledai" hidupmu dan dari sanalah Ia menyatakan damai-Nya bagi dunia.
Mari Menjadi Jalan Damai
Jadilah keledai yang taat, bukan karena kamu hebat, tapi karena Sang Raja memilihmu. Hamparkan hatimu seperti daun palem, nyatakan syukurmu seperti sorak “Hosana”. Dan biarlah Yesus, Raja Damai Yang Lemah Lembut, duduk di atas takhta hatimu.
"Lihat, Rajamu datang kepadamu; Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai." (Matius 21:5b)
Tuhan Yesus memberkati dan memampukanmu menjadi pembawa damai di dunia yang terluka. Amin. - (pr)**
Sumber Nas: Matius 21:1-11; writer/editor: penaRadmin/pr
Shalom, semuanya, Salam Sejahtera. Terima Kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan, temukan kami dan dapatkan informasi terubdate lainnya, cukup dengan Klik Mengikuti/follow kami di Google News DISINI. than's. God bless.
© 2025 All Right Reserved - Designed by penarohani
0Comments